Minggu, 24 November 2013

Mobil Murah Serap 30 Ribu Tenaga Kerja

Pemerintah menyatakan program kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau mampu membuka kurang lebih sebanyak 70 ribu lapangan kerja di Indonesia.
"Program KBH2 mempunyai keterikatan yang erat dengan sektor ekonomi di wilayah Indonesia," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dilansir republikaonline, saat menyampaikan jawaban pemerintah kepada DPD-RI di Jakarta, Selasa 19 November 2013.

Menurut Hatta, terkait dengan dampak penciptaan lapangan kerja baru yang langsung di sektor produksi kendaraan tersebut akan mampu menyerap kurang lebih sebanyak 30.000 tenaga kerja. "Sementara lowongan baru disektor distribusi mobil dan komponen dealer dan pemasaran, workshop dan aftersales service diperkirakan akan menyerap 40 ribu tenaga kerja." kata Hatta.
Hatta menjelaskan, struktur industri kendaraan bermotor roda empat di Indonesia melibatkan kurang lebih sebanyak 1.470 pabrik dengan ikatan rantai pasok yang erat antara industri perakitan, industri komponen tier 2 dan lainnya.

Hatta menambahkan selain itu program KBH2 tersebut juga mampu mendatangkan komitmen investasi senilai 3 miliar dolar Amerika Serikat dari industri otomotif dan senilai 3,5 miliar dolar AS dari kurang lebih sebanyak 100 industri komponen baru. "Saat ini sebagian besar komitmen tersebut sudah terelealisasi. Sudah ada lima pabrik mobil baru yang akan dibangun dan 80 pabrik komponen otomotif baru," ujar Hatta.

Program pemerintah tersebut, juga memberikan fasilitas PPnBM nol persen untuk kendaraan yang memenuhi syarat dalam KBH2 dan dengan fasilitas itu para konsumen tidak perlu membayarkan pajak PPnBM yang sebelumnya ditetapkan sebesar 10 persen.

Program KBH2 tersebut berlaku untuk seluruh mereka kendaraan roda empat yang diproduksi dalam negeri dan memiliki kapasita mesin kelas 1.000 cc sampai 1.200 cc untuk penggunaan premium dan 1.500 cc untuk penggunaan bahan bakar diesel. Pemerintah menargetkan dalam waktu lima tahun para produsen dipersyaratkan untuk menggunakan 80 persen komponen produksi dalam negeri, terutama untuk penggerak utama atau power train yang terdiri dari mesin, transmisi dan axle.


Sumber Media Cetak : Metro Riau, 20 November 2013, Halaman 3

1 komentar: